
Penggunaan dupa dapat ditelusuri dari jaman Kitab Suci, dan ada kemungkinan dupa berasal dari Mesir, dimana pohon-pohon beraroma di-import dari Arab untuk digunakan dalam upacara keagamaan.

Takimono, sejenis nerikoh, dibuat dari bubuk dupa, yang digunakan untuk keperluan medis, dicampur dengan zat-zat yang mengikat seperti nektar dan karamel. Sebelum munculnya nerikoh, tidak ditemukan adanya dupa beraroma di Jepang, dan masyarakat terbiasa membakar bahan-bahan medis untuk menghasilkan wewangian. Pada saat nerikoh dicampur dengan berbagai bahan, campuran ini menghasilkan suatu aroma yang berbeda. Dari sinilah, masyarakat kemudian membuat sendiri aroma favorit mereka dengan berdasarkan pada ramuan asli. Dupa kemudian tidak lagi digunakan hanya untuk persembahan religi, tapi juga sebagai "soradakimono" yang dirancang untuk menikmati aroma yang menyenangkan. Inilah asal mula dari seni estetik dan artistik dari pembakaran dupa di Jepang.

Tidak puas dengan aroma bunga yang sederhana maupun aroma buah yang alami, para bangsawan terus menciptakan aroma-aroma yang mereka senangi, yang mana membentuk dasar dari budaya dupa yang melekat erat pada kesadaran akan musim-musim yang ada. Inilah yang menjadi esensi dari pembuatan KOH-DO ("Jalan Dupa") yang mengutamakan kualitas.
sumber : http://www.nipponkodoindonesia.com/
No comments:
Post a Comment