Bagi masyarakat Hindu, Budha, Tionghoa, Kejawen dan beberapa aliran kepercayaan lainnya, dupa adalah salah satu sarana persembahyangan yang cukup penting. Warga Hindu di pulau Bali memiliki kepercayaan bahwa dupa maupun kemenyan yang dinyalakan saat melaksanakan persembahyangan di pura adalah simbol Dewa Brahma, sang penguasa api. Asap dan aroma wanginya mampu menciptakan suasana hening dan harmonis, sehingga persembahyangan menjadi lebih khusuk.
Ditinjau dari komposisi penduduk Indonesia, jumlah warga Hindu dan Budha tergolong kelompok minoritas. Namun hal itu bukan berarti kebutuhan akan produk dupa di pasar dalam negeri sangat kecil. Saat ini, dupa bukan hanya dipakai untuk sarana sembahyang saja, tetapi juga untuk kebutuhan lain, misalnya sebagai aroma terapi di kelas Yoga dan aroma relaksasi di Spa Center. Oleh sebab itu, berwirausaha membuat dupa merupakan celah bisnis yang cukup potensial mendatangkan rupiah. Bagaimanakah caranya memulai bisnis pembuatan dupa? Inilah sekilas gambarannya:
Sebelum anda memutuskan untuk terjun ke bisnis industri rumahan ini, ada baiknya anda mencermati terlebih dahulu seberapa besar pangsa pasar produk dupa di daerah anda. Jika kebutuhan terhadap dupa cukup tinggi di seputaran tempat tinggal anda, atau anda telah memiliki target pasar di wilayah lain yang potensial, maka bisnis ini layak anda lakukan.
2. Mengenal Proses Pembuatan Dupa
Proses pembuatan dupa sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Jika disusun secara garis besar, tahapan pembuatan dupa terdiri dari: penyiapan bahan, pembuatan adonan, pencelupan, pewarnaan, pengeringan, dan pengemasan. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain: stick dupa (batang dupa terbuat dari bambu), serbuk kayu (diayak halus), minyak wangi (cairan parfume), lem perekat dan pewarna.
Cara membuat dupa:
Buatlah adonan / larutan cair yang merupakan campuran antara lem kayu dengan air. Kemudian ambil segenggam stick bambu dan celupkan sepanjang 3/4 bagiannya ke dalam larutan. Stick atau lidi bambu yang telah lengket tersebut diguling-gulingkan di atas serbuk kayu (ada pula yang menambahkan dengan serbuk batok, serbuk bunga, dan soda api). Setelah itu jemur hingga setengah kering, lalu ulangi prosesnya hingga diperoleh produk dupa dengan ketebalan yang diinginkan. Untuk menghilangkan balutan serbuk kayu yang kasar, maka segenggam produk dupa yang telah kering tersebut bisa dihaluskan dengan cara memasukkannya ke dalam pipa paralon (diputar dan digosok-gosok).
Sesudah anda mendapatkan produk dupa yang halus, maka langkah selanjutnya adalah proses pemberian aroma wangi yang bisa dilakukan dengan cara pencelupan atau penyemprotan. Dupa dicelupkan ke dalam larutan pewangi atau bibit parfume. Kualitas wangi yang lebih rendah biasanya dilakukan dengan cara penyemprotan. Setelah pemberian cairan wangi tersebut, dupa siap langsung dikemas.
3. Persiapan Modal dan Peralatan
Jumlah modal dan peralatan yang diperlukan dalam membangun industri rumahan pembuatan dupa tergantung skala usaha anda. Beberapa wirausahawan lebih memilih membuka usaha produk dupa skala sekunder, artinya hanya mengolah dan mengemas produk dupa yang belum diberi pewangi dan merek. Skala usaha seperti ini tentu memerlukan dana dan modal peralatan yang minim. Kunci kesuksesannya terletak pada kualitas dupa, jenis aroma yang dihasilkan, serta kompetisi harga. Jika anda ingin memulai bisnis rumahan ini secara menyeluruh (primer), maka anda perlu menyiapkan modal lebih. Perlu juga dipertimbangkan terkait pasokan bahan baku, khususnya bambu (stick dupa) dan serbuk kayu. Untuk memotong dan mencacah bambu agar menjadi stick dupa diperlukan mesin pembelah / penipis / irat bambu yang harganya sekitar 5-10 jutaan rupiah. Membuka usaha pembuatan dupa pada skala dasar memang memerlukan modal yang lebih besar, akan tetapi hal ini juga seanding dengan potensi keuntungannya.
4. Menentukan Brand dan Kemasan Produk
Hal berikutnya yang menjadi penentu kesuksesan produk dupa adalah seberapa efektif brand dan kemasan yang dibuat. Jika produk dupa ditujukan untuk keperluan sarana sembahyang, maka merek harus terkait dengan unsur keagamaan. Sedangkan jika produk tersebut diarahkan untuk keperluan aroma therapi, maka brand dan kemasan dibuat lebih general.
5. Melaksanakan Pemasaran
Saat ini jika anda hanya berkutat pada pemasaran lokal, maka omset yang dijangkau tidaklah terlalu besar, apa lagi jumlah warga pengguna dupa di daerah anda sangat sedikit. Oleh karena itu, anda harus mencoba memikirkan pemasaran secara online. Silakan simak tips dan cara menjual produk melalui internet di sini.
Demikianlah sekilas deskripsi tentang bagaimana memulai wirausaha rumahan (home made) pembuatan dupa. Saat ini, jumlah produsen dupa di dalam negeri masih belum banyak, sehingga banyak produk import yang didatangkan dari China dan India dengan berbagai varian ukuran dupa, misal 12 cm, 15 cm, 30 cm, hingga 1 meteran. Selamat berwirausaha, salam kerja & usaha!!!
sumber : http://www.kerjausaha.com/